Mengapa Ilmu itu perlu ?

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Ilmu merupakan hal yang mendasar bagi seorang manusia, karena manusia di beri akal oleh Sang Pencipta Alam. Meskipun terkadang seorang manusia menyia-nyiakan akalnya untuk berpikir dalam mencari ilmu. Bagaimana jadinya jika dunia ini tidak adanya sebuah ilmu satupun? Apakah segala sesuatu yang manusia pikirkan akan terjawab? Dan bagaimana peradaban manusia akan berkembang jika tidak adanya ilmu. Mungkin manusia akan seperti hewan hidupnya. Mencari makan, bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh karena itu marilah kita selalu bersyukur kepada Alla SWT atas segala rahmatnya yang telah memberika kita sebuah Akal yang dapat mempelajari sebuah ilmu dan sampai menyia-nyiakannya sampai tidak mau belajar dan malas mencari ilmu.
Ada sepenggal kisah seorang sahabat Nabi yaitu “Ali bin Abi Thalib” tentang Keutamaan Ilmu :
Pada suatu ketika, Ali bin Abi Thalib didatangi oleh sepuluh orang yang bertanya tentang satu pertanyaan secara bergiliran. Namun, mereka menginginkan Ali menjawabnya dengan jawaban yang berbeda. Ya, mereka ingin membuktikan kepandaian seorang Ali, sebagaimana pernah disabdakan Rasul.
            Lalu secara bergiliran kesepuluh orang itu bertanya kepada Ali bi Abi Thalib. Orang pertama bertanya, “Hai Ali mana yang lebih utama, ilmu atau harta?”
            Ali menjawab, “Ilmu lebih utama dari pada harta.”
            “Apa dasarnya?” tanyanya lagi.
            “Sebab ilmu adalah pusaka para Nabi, sedangkan harta adalah pusaka Qarun, Fir’ aun, dan lain-lain, “jawab Ali.
            Orang kedua bertanya, “Hai Ali mana yang lebih utama, ilmu atau harta?”
            “Ilmu lebih berharga dari pada harta.”
            “Apa dasarnya?” tanyanya lagi.
            “Sebab ilmu menjagamu, sedangkan harta, engkau yang harus menjaganya,” jawab Ali.
Orang ketiga bertanya, “Hai Ali mana yang lebih utama, ilmu atau harta?”
“Ilmu lebih berharga dari pada harta.”
“Apa dasarnya?” tanyanya lagi.
“Sebab pemilik harta musuhnya banyak, sedang pemilik ilmu temannya banyak, “jawab Ali.
Orang keempat bertanya, “Hai Ali mana yang lebih utama, ilmu atau harta?”
            “ilmu lebih utama dari pada harta”
            “Apa dasarnya?” tanyanya lagi.
            “Sebab, harta jika dibelanjakan akan berkurang, sebaliknya ilmu jika diajarakan akan bertambah.”
Orang kelima bertanya, “Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?”
            “Ilmu lebih baik daipada harta.”
            “Atas dasar apa?” tanyanya lagi.
            “Sebab, pemilik harta dipanggil dengan nama bakhil dan cercaan, sedangkan pemilik ilmu dipanggil dengan nama agung dan kemuliaan,” jawab Ali.
Orang keenam bertanya, “Hai Ali ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?”
            Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta.”
            “Atas dasar apa?” tanyanya lagi.
            “Sebab harta perlu dijaga dari pencuri, sedangkan ilmu tidak,” jawab Ali.
Orang ketujuh bertanya, “Hai Ali ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?”
            “Ilmu itu lebih utama dari pada harta,” jawab Ali.
            “Atas dasar apa?”
            “Sebab, pemilik harta kelak akan diberi syafaat,” jawab Ali.
Orang kedelapan bertanya, “Hai Ali ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?”
            Ali menjawab, “Ilmu itu lebih utama daripada harta”.
            “Atas dasar apa?”
            “Sebab, harta menjadi berkarat dan rusak jika disimpan, sedangkan ilmu tidak berkarat dan tidak rusak”, jawab Ali.
Orang kesembilan bertanya, “Hai Ali ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?”
            Ali menjawab, “Ilmu itu lebih utama daripada harta”.
            “Atas dasar apa?”
            “Sebab harta dapat mengeraskan hati, tetapi ilmu malah menerangi hati,” jawab Ali.
Orang kesepuluh bertanya, “Hai Ali ilmu itu lebih utama daripada harta atau sebaliknya?”
            Ali menjawab, “Ilmu itu lebih utama daripada harta”.
            “Atas dasar apa?”
            “Sebab, pemilik harta bisa mengaku tuhan karena hartanya, sedangkan pemilik ilmu mengaku sebagai hamba”, jawab Ali.
            Kemudian Ali menambahkan, “Jika mereka berbondong-bondong kepadaku tentang masalah ini niscaya akan kujawab dengan jawaban yang lain lagi.”
Bukankah indah jika seseorang memiliki ilmu, tentunya ilmu yang bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. Mencari ilmu bukan lah hanya di sebuah sekolah dan orang yang bersekolah pun belum tentu berilmu itu hanyalah sebuah formalitas saja. Jika para pembaca gemar mencari ilmu pastinya akan mendapatkannya dimana saja dengan mudah bahkan hanya dalam perbincangan kecil pun disitu terdapat sebuah ilmu. Dan dalam Al-Quran pun banyak terdapat kata “berakal” seperti dalam penggalan ayat berikut yang artinya :
"Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az-Zumar:9)
"Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur`an dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi Al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran." (QS. Al-Baqarah:269)
            Itu beberapa saja dalam ayat Al-Quran yang menerangkan tentang sebuah ilmu, mungkin para pembaca mengetahui lebih dari itu. Seharusnya umat muslim dasar pemikirannya adalah Al-Quran. Kenapa ? mari kita lihat ayat berikut :

“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra:9)
“Dan tidak mungkin al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain Allah. tetapi (al-Qur’an) membenarkan (kitab-kitab)  yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan didalamnya, (diturunkan) dari Rabb seluruh alam.” (QS. Yunus:37)
“Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya? Katakanlah, “Buatlah sebuah surat yang semisal dengan surat (al-Qur’an) dan ajaklah siapa saja di antara kalian orang yang mampu (membuatnya) selain Allah,  jika kalian orang-orang yang benar.” (QS. Yunus:38)
"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; (sebagai) petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,"  (QS.Al-Baqarah:2)
"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an, yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur'an itu, dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah (untuk ikut membuatnya), jika kamu orang-orang yang memang benar." (QS.Al-Baqarah:23)
 Bukankah dalam ayat tersebut sudah jelas bahwa Al-   Quran itu “memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus”  Lantas apa yang jadi dasar pemikiran umat muslim tidak mau mempelajari Al-Quran? Mungkin buku tentang keilmuan yang beredar lebih menarik perhatian, tapi ingat itu hanya buatan manusia yang tidak luput dari kesalah begitupun saya sebagai penulis artikel ini. Al-Quran ini jelas sumbernya langsung dari Allah SWT. Jika memang meragukannya tulis ayat yang sama seperti ayat dalam Al-Quran seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam ayatnya di atas tadi. Jadi lebih baik prioritaskan mempelajari Al-Quran dan barulah kita mempelajari ilmu dunia jadi seimbang. Karena tanpa keseimbangan kehidupan ini akan labil (Think!).
Disamping itu mempelajari Al-Quran itu bukan hanya memakai Logika dan Rasio saja tapi kita mengimaninya dengan keyakinan yang kuat dan tentunya berpikir dengan akal sehat kita. Percuma jika seseorang berakal namun tidak sehat dan tidak dibarengi oleh iman yang kuat hasilnya adalah mereka akan mempertanyakan segala sesuatu. Ini adalah beberapa contohnya :
“agama masa depan adalah science, yaitu the age of reasons dimana agama di definisikan ulang dan bahkan meninggalkan tuhan2 kuno itu sekali lagi setelah meninggalkan paganisme.
kalau sekarang ini masih jaman transisi dari age of stupid”
“Islam manusia paling Munafik di seantero dunia. Mereka Benci Kafir, Tapi Ekonomi, Technologi, Ilmu Pengetahuan, dst. Mereka, Tergantung kepada Kafir.”
            Tidak bermaksud menghina agama sendiri tapi, saya mengajak anda saudara muslim, bagaimana anda akan menjawab dan menyangkal pertanyaan dan pernyataan itu jika tidak didasari iman dan ilmu. Apakah anda akan menjawab sesuai logika anda yang dibarengi dengan emosi? Hal itu percuma dan hanya akan menurunkan jati diri anda sebagai seorang muslim. Oleh karena itu mari kita benar-benar mendalami islam dengan ilmu dan memahami Al-Quran. Kelak jika seseorang mempertanyakan hal seperti di atas kita bisa menjawabnya dengan mudah.
Created by : Reza Nur Muhamad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 lokasi cetak kain (sublimasi) dan lokasi hits beli kain polyester di Bandung. Cocok untuk pengusaha produk custom

Enam Rekomendasi Wedding Souvenir dengan harga 10-ribuan!

Manusia pertama di bumi dan Kehebatannya