MENANG BUKAN KARENA IPK, INI DIA CERITA DIBALIK KOMPETISI MAHASISWA BERPRESTASI TAHUN 2013

“Satu hal yang aku suka, kamu maksimal menjadi apapun, kalo pilihanmu jadi penyanyi, jadlah penyanyi dan handal, serius dalam latihan, sering membuat karya, dan perbaiki penampilan. Kalo pun jadi ustad, maksimalin jadi ustad, jangan setengah setengah sampe gak punya identitas, jadi yang sama diantara ribuan yang serupa, gak beda, gak maksimal, gak punya identitas, jadinya setengah-setengah intinya harus maksimal, jadi apapun nantinya kamu.”

Tulisan ini melatarbelakangi banyak pertanyaan dari teman-teman mahasiswa mengenai kemenanganku dalam ajang pemilihan mahasiswa berprestasi 2013 di Unpas  kemarin, jangankan kalian, aku pun cukup terkaget mengenai hal ini.
Kemenanganku bukan hanya dibuat kaget dengan skor IPK ku yang paling terendah diantara kandidat lainnya, namun karena aku pun berasal dari jurusan yang tidak pernah memenangkan kompetisi pemilihan mahasiswa berprestasi yang diadakan setiap tahun oleh dikti ini. memang, bahwa indikator menjadi mahasiswa berprestasi tidak hanya IPK semata, pengalaman organisasi, kegiatan pemberdayaan masyarakat, kemampuan berbahasa asing, kepribadian. intinya, seperti persegi, sempurna dalam semua sisi.
Sebagai awalan, aku berbicara mengenai bentukan mahasiswa kekinian bahwa ketika kamu cerdas dan berbakat, kamu pasti cum laude, ketika IPK mu jongkok, kamu pasti mahasiswa bermasalah di kampus, dan ipk-ku diambang batas kewajaran, 3.09.
Ini bukan ukuran murni, bukan patokan yang pasti tak bisa berubah definisi. Banyak hal yang melatarbelakangi, nanti ku ulas kembali.
Mulai heran? Ku tuturkan mengenai prosesnya.
Mobileku berdering hingga 4 kali!Pagi hari ku sedang asyik baca novel di kamar kesayangan, tak ku sadari mobile ku bordering beberapa kali. Pak abu rupanya, ketua jurusanku. Sedikit aneh, jarang-jarang beliau menelponku di pagi hari, karena tak ada kuliahku bersamanya di pagi itu. Tetiba pak abu hanya bilang padaku untuk membuat karya ilmiah dengan 4 rangkap, temanya mengenai “Mahasiswa Indonesia Cerdas dan Berkarakter”, sub tema bebas sesuai dengan ketertarikan, dikumpulkan ke dekanat khususnya ke Pak Dani (wakil dekan kemahasiswaanku) tiga hari ke depan. Sub tema sudah di sediakan dalam form yang ada di kampus. Tak bisa ku menolak, karena beliau dosenku di kampus, kuiyakan saja, selain karena aku senang menulis, tak ada salahnya untuk membuat karya ilmiah untuk mengasah nalar pikirku. Tak banyak ku bertanya untuk apa, selain karena waktu mepet, hal ini pun aku jadikan sebagai ajang latihan menulis, terlebih ketua jurusanku senang menulis buku, aji mumpung ceritanya.
Sejak berakhirnya percakapan kami di telepon, aku mulai mencari ide, melihat sub tema, dan mencocokan dengan kegiatanku selama ini. Ketika melirik, rupanya ada mengenai penanggulangan kemiskinan, cocok dengan jurusanku kesejahteraan sosial. Ditambah, aku pun menjadi relawan di panti asuhan alqomariyah sejak tahun 2010 silam. Kebetulan lagi, saat itu OSEC (one stop education center) sedang berlangsung di Al-Qomariyah. (more info yayasanalqomariyah.com) ah, ini saja pikirku. Menawarkan konsep untuk membuat panti asuhan mandiri, tanpa meminta-minta, tanpa menjual kemiskinan anak, dan menggeser paradigma masyarakat umum mengenai panti asuhan yang kolot dan begitu saja, mengkombinasi dengan kearifan lokal yang miliki membuat panti memiliki kegiatan yang unik dan dikelola mahasiswa.
Singkat cerita, aku mulai menelpon beberapa rekan dari kampus lain untuk diskusi, terutama kakak senior yang memiliki kegiatan serupa, bidang anak dan kearifan lokal. Hingga muncul akhirnya untuk membuat karya ilmiah tentang “pengelolaan panti asuhan melalui keworausahaan sosial berbasis kearifan lokal”.
 Kaget!Tiga hari berlalu, ku melangkah menuju ruangan wakil dekan III bidang kemahasiswaan dan mulai bertanya pada beliau mengenai alasan pembuatan karya ilmiah ini. Beliau mengutarakan hal yang membuat mataku yang sipit sebelah ini jadi terbelalak. Begini katanya “karya ilmiah ini akan diikutsertakan dalam ajang mahasiswa berprestasi 2013 tingkat kampus, kamu mewakili jurusan kesejahteraan sosial untuk maju di tingkat fakultas, kalo lolos maju ke universitas, terus ke wilayah. Kamu dianggap berkompeten karena penguasaan bahasa inggris dan aktif di dalam dan luar kampus,”. Beliau pun tidak mempermasalahkan ipk yang hanya 3.09 (syarat mawapres ipk 3.00), yang penting paham ilmu, pandai berkomunikasi dan aktif katanya.
Awal, kaget jelas, tanggung jawab pasti. Akhirnya ku mantapkan hati untuk mengiyakan dan mulai berbenah lebih mantap. Ajang seleksi tingkat fakultas akan diselenggarakan 2 minggu dari waktu tersebut.
Seleksi tingkat fakultas, ada 5 juri yang berpengalamanDalam setiap ajang seleksi, aku tak pernah berpikir mengenai menang dan kalah, kalian harus berpikir mengenai proses, bukan hasil akhir. Karena hasil, garis lurus dengan proses. Karya imiah yang aku angkat merupakan konsep baru yang dibuat, intinya aku hanya ingin mendapatkan masukan mengenai kegiatanku dari orang professional, itu saja.
Seleksi berada di ruang rapat dekanat FISIP Unpas, semuanya menggunakan jas almamater dan berpakaian rapi. Ada 4 orang wanita dan 1 orang pria yang berasal dari 5 jurusan di FISIP. Administrasi negara, komunikasi, kesejahteraan sosial, administrasi bisnis dan hubungan internasional turut berpartisipasi dalam seleksi ini.
Setiap mahasiswa diminta untuk mengambil nomor antrian untuk memasuki ruangan seleksi, satu masuk, sisanya menunggu diluar. Sambil menunggu, aku tak membaca materi apapun lagi, hanya minum air putih, makan dan browsing. Hanya membuat rilex, ku pikir, belajar di menit terakhir bukan hal baik. Sembari iseng, ku tanya mengenai ipk masing-masing kandidat. Sedikit menelan ludah karena rata-rata ipk mereka 3,7 keatas! Wow, aku pun tetap dengan mantap mengatakan ipk ku pun 3.09. Yeay
Giliran aku untuk memasuki ruangan, tak memasang muka kaget, hanya saja sedikit berkeringat ketika melihat lima pasang mata mengahadapku tajam untuk presentasi. Setiap kandidat hanya diberikan waktu 15 menit untuk presentasi. Karena aku yang buat, aku yang menjalani, dan aku yang paham, i’m the queen of this case! So. Gak usah gagap dan tegang pas presentasi yah.
Sesi tanya jawab pun mulai, dua bahasa mereka gunakan, yes. English dan indonesia, jadi mawapres mutlak bisa bahasa inggris yah wajib! disana , ada yang nanya metodologi, visi misi kampus, konsep ide, dll.
Lancar? Alhamdulilah, karena sehari-hari, berbicara di depan umum sudah menjadi makanan lezat. Sering ku lakukan dalam kegiatan wawancara sebagai pers kampus, sebagai pegurus panti ataupun sebagai pengurus inti dalam organisasi.
For the first time!Singkat cerita, seluruh kandidat sudah maju untuk presentasi, tibalah pada waktu yang tidak diinginkan namun indah untuk dikenang. Pengumuman pemenang!
Juri diawali dengan komentar mengenai seluruh kandidat dari jurusan, disertai dengan doa bahwa finalis yang menang hari ini, akan dibimbing oleh 4 dosen di fakultas untuk menghadadapi kompetisi di tingkat universitas bulan mendatang. dua dosen mengenai metodologi, satu dosen mengenai kepribadian, satu dosen lagi mengenai kemampuan bahasa inggris.
Skor teredah diucapkan, tak ada namaku disana, skor kedua terendah, tidak ada namaku, skor tiga terendah diucapkan, tak ada pula namaku. Berarti hingga bersisa juara 1 dan 2. Artinya, aku ada disalah satunya. Bak acara di kuis-kuis, ditundalah beberapa detik pengucapan pemenang, kerudung kunigku hampir basah, meskipun ber-ac, keningku bercucuran keringat. Hingga pada akhirnya juri mengucapkan, “ipah rosipah, selamat! Kamu menjadi finalis mahasiswa berprestasi dari FISIP untuk maju ke tingkat universitas!
Aku hanya menganga, mengucap syukur dan lega atas pencapaian, dalam closing statement, aku tak bisa menjanjikan kemenangan, hanya usaha maksimal dan proses tiada henti yang bisa kutunjukan. (coblos ipah untuk indonesia lebih baik)
print
Pengumuman Mahasiswa Berprestasi Universitas Pasundan tahun 2013 di Aula Setiabudi Unpas Bandung
Maju melawan seluruh fakultas di unpasJangan tanya mengenai tanggal dan bulan, jelas aku lupa. Aku hanya menginat seluruh momen saja. Pagi itu, aku disiapkan untuk segera presentasi dalam seleksi tingkat universitas, kulihat kanan kiri, ada kandidat dengan kualifikasi terbaik di setiap fakultasnya lah yang akan kuhadapi. Seleksi itu terbagi dalam tiga ruangan, diuji oleh para professor yang ahli di bidangnya, para kandidat harus mengikuti prosedur. Ruangan pertama untuk karya imiah, ruangan kedua untuk kemampuan bahasa inggris, ruangan ketiga untuk keorganisasian. Aku mendapatkan giliran untuk memasuki giliran pertama memasuki karya ilmiah, rupanya para juri sudah tak  asing dalam pandangan, pak thomas bustomi, dosen politik favoritku beserta satu professor lain. Para kandidat diharuskan untuk mempresentasikan karya ilmiahnya, mengikuti tes bahasa inggris, dan diwawancarai mengenai keorganisasian dan kompetisi yang pernah diikuti.
Ku selesaikan dengan mulus, aku hanya senang dan berkata, “terimakasih ya allah, ada beberapa professional lagi yang mendengar ideku hari ini,”.
Sebulan berselang, surat dari universitas pun tiba di jurusan, lagi-lagi aku mendapatkan sms dari wakil dekan iii ku, bahwa, aku memenangkan kompetisi mahasiswa berprestasi tingkat universitas. Alhamdulilah. Oya, pemenang selain mendapat uang pembinaan, mendapatkan beasiswa juga loh, lumayan.
Oya menjawab pertanyaan mengenai ipk, bukan berarti aku malas kuliah atau malas belajar, aku senang belajar, tapi dengan cara yang lain, mungkin tidak disukai banyak orang. Ya, aku suka jalan-jalan, bertemu banyak orang, terlibat aktif dalam banyak kegiatan, hal ini jelas mengurangi keaktifanku belajar di kelas. Absenku buruk, mempengaruhi pada ipk ku, meski uts dan uas seringkali mendekati sempurna. Hehe.
Ketika di klarifikasi oleh Pers kampus kepada wadek III mengenai kemenanganku, beliau menuturkan, memang mengenai IPK aku tidak bisa diperhitungkan, namun mengenai penguasaan bahasa inggris, kemampuan dalam berkomunikasi, kepemilikian ide, nalar kritis, keaktifan di kampus dan luar kampus, hal ini yang menjadi pertimbangan
Aku memang jarang kuliah, tapi aku ikut semua hal yang berbau organisasi kemahasiswaan dan kegiatan sosial. Mulai dari pengurus panti, aktif di kampus, diluar, jadi panelis, dll. Imbasnya, memang jarang masuk, IPK jongkok, positivnya, banyak pengalaman dan link. Tapi, ini antara keputusan dan konsekuensi.
Satu hal yang selalu kutanam dalam pikiran, jadi mahasiswa gak cukup menoreh ipk tertinggi, kita pun harus bermanfaat untuk orang lain, untuk masyrakat, bikin karya sebanyak-banyaknya, menghabiskan jatah kegalan sewaktu muda. Kita hanya butuh maksimal, paham arah. Maksimal jadi aktivis? Orasi lah sebanyak-banyaknya, bangunlah relasi seluas-luasnya, belajarlah sebanyak-banyaknya, pengaruhi orang sebisa mungkin. Maksimal jadi aktivis. Atau maksimal jadi akademisi, banyaklah baca buku, sering masuk kuliah, aktif bareng dosen, sering diskusi, sering bikin penelitian, sering ke perpustakaan, jajal buku, jajal tulisan. Semuanya maksimal sesuai peran. Yang parah dan disayangkan, ketika kamu gak maksimal di peran yang kamu pilih untuk dioptimalkan. Kuliah seringnya hanya sekedar duduk, belajar jarang, baca buku kadang-kadang hanya menuju uts, itu pun kalo gak open book, diskusi males, tapi kalo teriak-teriak orasi sering. Ini yang keliru, jadi gak punya identitas, gak maksimal. Orang boleh memandang miring mengenai aku yang jarang kuliah, jarang nongol di kampus, karena bukan hal ini yang dimaksimalkan. Aku senang menulis, berbicara dengan banyak orang, bikin kegiatan unik, jalan-jalan, baca buku, nonton film, diskusi. Yang penting maksimal dan tanggung jawab.
Terimakasih kepada ibunda tercinta, yang selalu menyiapkan teh hangat, sarapan bergizi, membangunkan di pagi hari ketika anakmu ini tertidur sembarangan di kamar, terimakasih kepada pak Iing pembimbing metodologi, Bu yuce, Pak abu, pak dani. Tak lupa pula kepada kawan-kawan BPPM (badan Penerbitan Pers Mahasiswa) FISIP Unpas yang sudah membantu banyak dalam pembuatan video mawapres unpas, mendukungku pula. Seluruh sahabat, dan terspesial untuk adik-adik panti asuhal alqomariyah yang selalu menjadi inspirasi selama ini. Terimakasih. Semoga bisa terus berkarya positif dan tidak pernah berhenti.
Ipah Rosipah
Mahasiswa Kesejahteraan Sosial FISIP Unpas,MAWAPRES 2013 Universitas Pasundan Bandung.senang untuk bisa berdiskusi dan menjalin relasi lebih,
kita bisa sharing dan bertukar ilmu dalam email ke ip4hrosipah@gmail.com / line : ipahrosipah / 0899.7057.599

Komentar

Anonim mengatakan…
Masha allah sungguh inspiratif
Semoga menjdi penyamngat golongan muda pemalas zaman skrg
Unknown mengatakan…
terimakasih atas apresiasi yang diberikan, semoga sama-sama memberikan semangat perubahan yah :)
regards,
goresan petang

Postingan populer dari blog ini

4 lokasi cetak kain (sublimasi) dan lokasi hits beli kain polyester di Bandung. Cocok untuk pengusaha produk custom

Enam Rekomendasi Wedding Souvenir dengan harga 10-ribuan!

Manusia pertama di bumi dan Kehebatannya