Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

PART 2 || Aku makin suka mulai dari instagramnya

Ku pandangi layar ponselku lamat-lamat, layar instagram sudah terbuka lebar, nama Muezza sudah ku ketikan. Oh, muncul beberapa nama, ku pandangi dengan teliti satu persatu hingga ku buka mataku lebar-lebar hingga mendekati layar untuk memeriksa kemiripan wajah, karena nyatanya yang bernama Muezza ada beberapa. Jari ku tak lelah untuk scroll dalam layar sentuh ponselku, akhirnya, eureka ! Aku menemukan akunnya, tak sulit ternyata, dia menggunakan nama aslinya, hanya Muezza. Tanganku gemetar, ragu untuk membuka, aku hanya diam memandangi akun yang ternyata asli miliknya. Iya, masih short profile , alias masih berderet dengan akun bernama Muezza lain. Jariku membeku untuk meng-klik membuka akunnya. Ponsel itu lalu kuletakkan disamping, ku kunci dengan cepat dan segera menutup layarnya yang terlindungi oleh flip case biru. Badanku membelakangi ponsel, tapi setiap membayangkan namanya, kepalaku nakal melirik ke arahnya (dibaca ponsel). Bila aku membuka dan melirik s

PART 1 | LANTUNAN MUEZZA

"Ali! tunggu, aku ikut.  "Ayo lah bergegas, muadzin sudah menyeru beberapa kali, sebagai umat yang mengaku taat dan bertuhan, kita berhak menjawab panggilanNya,". Bagian belakang sepatuku sempurna kuinjak tanpa kumasukan kakiku sepenuhnya, agar memudahkan untuk segera melangkah mengejar Ali yang sudah mendahului menaiki tangga. aku pun bergegas berjalan hampir berlari mengejar ketertinggalan, beruntung gamis semata kakiku sempat ku angkat beberapa mili agar tidak terinjak oleh kaki sendiri, beruntungnya kaos kaki panjang hingga lutut ini masih melindungi betis dari pandangan mata. mata Illahi maksudnya. Rupanya magrib kali ini tidak sepenuh biasanya, cukup lengang, mungkin karena hujan yang cukup deras dan waktu kuliah yang sudah rampung di sore hari, saf pria pun hanya terisi dua baris. sepatu ku letakan di ujung tembok lantai mushola, niatnya agar tidak terinjak oleh jamaah lain, eh malah dijadikan pijakan oleh jamaah untuk menggapai sepatunya yang tak j

Lima Manfaat Menarik ini Bisa Buat Kamu Merasa “AMAZING” karena Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial

Gambar
Pelbagai macam ekspresi akan didapati ketika kamu dinyatakan lulus di jurusan kesejahteraan sosial. Ada yang senang dan bersyukur bangga, karena Kesos pilihan pertama, ada yang terpuruk sendu, karena hanya menuruti keinginan orang tua atau bahkan mengekrenyitkan kening saking keheranan akibat dulu, kamu memilih atas dasar jurusan ini “IPS” tanpa hitungan, padahal nanti ada juga statistik yang notabenenya itungan juga. Lol  Namun, sekarang bukan waktunya untuk kamu bersedih hati, ini saatnya kamu harus membuka diri dan pikiran untuk menerima semua jalur pengetahuan, menerima perubahan dan siap untuk menjadi pencetus agen masa depan. Cie, mahasiswa katanya. Stop untuk menggerutu pada tuhan karena ditakdirkan di jurusan ini, atau bahkan kamu akan guling guling di pasir, saking merasa suramya diterima. Tidak! Mulai saat ini,  singsingkan baju, buka buku catatan terbaikmu, karena dibawah ini, akan ku jelaskan bagaimana caranya buat jadi hidupmu tambah bermakna dan bersyukur dengan jur

Diketawai mama, Soal tanggal 20

Motor beat biruku melaju kencang dijalanan wartawan, buah batu bandung. kecepatan 60km/jam, membuat angin menerpa bajuku dan ibuku sedikit beterbangan, untung saja longgar dan tidak terbang. janjiku hari ini memang menjadi "supir ojeg" mama untuk pergi bekerja dan bepergian kemanapun berada. setidaknya daripagi sampai jam 2 siang. dalam perjalanan, kami berbincang, tertawa kecil untuk sebuah tanggal. tidak sedikit memang tertawanya, cukup banyak, apalagi mamah dengan suara kerasnya. menertawai rencana-rencanaku ketika gajian tiba. maklum, ini pertama kalinya aku bekerja profesional di perusahaan profit, jadi sedikit euforia menuju hari yang akan membuatku tambah berwana, gaji pertama. "mah, aku mau beli printer, biar skripsi nanti gak usah pergi malem-malem ke DU,". "mah, aku juga mau perpanjang stnk motor yah," "mah, nanti aku mau bikin tabungan lagi yah, biar aku tabung aja uang gajianya, eh tapi mau jalan, jalan, tapi di tabung a

Kitab wajib buat kamu yang mau belajar bahasa inggris di pare tahun ini

Gambar
Gumul, Pare kampung inggris Malam itu, 2 minggu menjelang bulan ramadhan, nuansanya tepat seperti hari ini. Orang tuaku sedang berada di luar kota. Mamah di Jakarta, bapak di jawa. Di rumah, hanya bersisa aku dan kakakku. Kami sering ditinggal berdua di rumah, sudah biasa, ditinggal dari kecil untuk urusan pekerjaan orang tua. Beberapa waktu sebelumnya, ayu salah satu temanku menginginkan pergi ke kampung inggris, belajar bahasa inggris dengan metode “pemaksaan”. Mau gak mau, kita harus bicara bahasa inggris, kepada siapapun. Karena disana, mutlak semua orang memang datang untuk belajar, dan jangan khawatir kamu takkan disangka sombong dan sok jago karena nyeplos pake bahasa inggris yang ngawur dan so british. Aku memang bukan orang yang selalu semangat diawal, kutanggapi datar awalnya. Hanya mengiyakan dengan keyakinan hanya 50%. Waktu kian berlalu, ayu pun terus mengkonfrimasi mengenai keberangkatan ke pare. Dirinya mengatakan akan bertemu denganku disolo. Ayu pulang kam

Semua Orang Pasti Pernah Begini

Gambar
Senyumku tersimpul sempurna ketika ku sapu pandangan di pelataran parkir kampus. Kampus yang terlihat bersih dan indah. Sempurna berhenti ketika telah memarkirkan motorku rapi di samping sungai. Lengang, ku lirik tanggal dan jam di mobile ku, waktunya benar. Jumat, jam 7 pagi. Jadwal kuliahku yang hanya seminggu sekali sedari mengerjakan skripsi. Ku tengok kiri kanan, bapak parkir pun tak ada, motorku berbaris rapi, sendirian. Tanpa ada teman. Sial, ku menyeringai dalam hati, jangan-jangan … Ketika SMK kelas 2 Tak ada mbak’e, pedagang baso langgananku, atau tukang cilok dan petugas parkir jalanan. Sebelum ku menyadari semua, ku langkahkan kaki menuju kosan adik tingkatku. Letaknya tak jauh dari kampus, hanya perlu melangkahkan kaki beberapa jengkal untuk mencapainya. Ku buka gerbang coklat kosannya, tanpa ada rasa curiga. Ku tekan belnya, sekali, dua kali tak ada yang menyaut. Coba ku hubungi lewat telepon, sial. Tiba-tiba mobileku tak bisa melakukan panggilan. Entahlah. T

Reunitifikasi anak panti, masih menjadi ilusi

Gambar
Tak ada satu pun anak di dunia ini yang ingin berpisah dari keluarganya, tak peduli kandung atau sanak, mereka ingin berkumpul. Tak peduli punya atau tidak, semua anak suka pelukan, disayangi, diambil rapor tahunan sekolah oleh orang tua, hingga bercengkrama menonton siaran tv kesukaan di malam hari. Tak terkecuali bagi mereka, para adikku di panti asuhan. Namun, masih ada polemik, banyak, banyak sekali. Harus kian dipersiapkan oleh semua elemen, terutama bagi mereka yang kian seakan memaksa memulangkan mereka secara massal tanpa persiapan yang matang. Ini adalah awal kisah, adikku yang kucintai, ada dua orang, mereka wanita, berusia kurang dari 15 tahun, kini sudah tak melanjutkan sekolah kembali setelah tinggal bersama keluarga. Tak asing lagi menjadi alasan, mereka bekerja, untuk membantu keluarga, bermodalkan ijazah pinjaman dan uang bayaran untuk agen yang memasukan mereka, kini buruh pabrik menjadi sandangan baru untuk mereka. Berkali-kali kami bujuk, kami tawarkan

Mah, Kunjanjikan Toga Tahun Ini Untukmu

Gambar
Kisah ini adalah penggalan kisah pertamaku yang ku toreh untuk menceritakan awal perjuanganku untuk masuk bangku kuliah. Kisah ini pun sebagai ucapan terimakasihku pada seluruh dosen yang sudah membantu, terutama Pak sumardhani Wakil dekan III Fisip Unpas, Pak Tata Kepala KSBAP Fisip dan Pak abe staff fisip. Kenapa harus mereka? Mungkin dalam penggalan lanjutan atau akhir kisah ini akan terdeskripsikan peran mereka masing-masing. Kisah ini pun sebagai pesan, bahwa tak ada alasan untukmu tak berdikari meraih mimpi, terhenti karena hanya masalah duit atau alasan yang dibuat sendiri. Kisah ini sebagai refleksi mahasiswa tingkat akhir untuk segera menyelesaikan penelitiannya, segera mengejar mimpi, membangun dan mewujudkan. Terutama skripsi. Kuliahku di Unpas diawali oleh jus durian di kantin SMK. Setelah tak lulus masuk kuliah jalur undangan dan SBMPTN di universitas impian, ku putuskan untuk mengambil kuliah jurusan hukum di universitas swasta di daerah ciumbuleuit. Uang p