Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Dua hal yang harus diselesaikan oleh wanita mengenai dirinya ketika ada pria yang datang ingin melamar.

Gambar
Usia wanita yang menginjak 23an berada pada titik rentan beruntuiya beberapa pertanyaan yang enggan untuk dijawab, enyah untuk dipikirkan dan terlihat rumit ketika menghadapi. Betul, hal tersebut akan dialami ketika kita belum siap. Sekelumit pertanyaan yang dirasa menjadi hal lumrah dan wajib ditanya ketika bertemu teman, keluarga dan orang tua adalah “kapan nikah”? dan sudah kerja dimana? Hal menakutkan untuk para pemuda diusia belia bukan? Lalu, kebingungan lainnya akan tiba ketika kamu baru saja hijrah dari dunia kelam, tetiba ada pria “shalih” datang melamar, kamu yang enggan untuk mengulangi pacaran dan menumpuk dosa pada tuhan, pasti dibikin bingung bukan kepalang. Senang karena akan menjalin hidup rumah tangga dengan harapan visi sehidup sesurga namun bercampur kerisauan ketika ditanya kesiapan menjadi ibu rumah tangga, apalagi ketika mengalami pertama kali proses taaruf, proses yang kamu anggap tabu untuk mengenal pasangan tanpa berpacaran dan menghabiskan waktu berd

Adil sejak dalam pikiran.

Alis saya mendadak mengkerenyit mandiri, raut muka tetiba menjadi muram, nafas mendadak berat menahan marah, keras berpikir mengenai satu hal. Mengapa labeling terhadap sesuatu hal yang diyakini seseorang bisa mempengaruhi secara keseluruhan? Sederhana hal ini menyangkut gerakan sosial. Tidak hanya satu, lebih dari dua bahkan tiga, pihak yang kian bertanya mendalam, menahan diri untuk memberikan bantuan, mempertanyakan ketika hendak mengulurkan tangan, membangun persepsi macam-macam, hanya mengenai satu nama. Gerakan membantu sesama. Meliarkan pikiran, menggambarkan keadaan seperti dirinya yang paling berpengetahuan mengenai gerakan yang sedang giat diberitakan. Mungkin saja memang benar apa yang dikeluhkan, tapi itu hanya perwakilan. Representasi yang tidak berhak untuk dipukul rata berlaku secara keseluruhan. oleh karenaya, mari saya antarkan pada analogi sederhana ketika kita tidak adil  sejak dalam pikiran mengenai satu fenomena mendasar. Apabila ketika seseorang ya

Mengasah Naluri

Izinkan saya untuk bercerita mengenai fenomena yang marak ditemui dipelbagai lembaga layanan sosial, seperti halnya panti asuhan. Berbagai temuan ini memang tidak bisa di pukul rata terjadi pada semua lembaga. Setidaknya, 7 tahun bersamai perkembangan mereka, menjadi keinginan kuat untuk menumpahkan kisahnya disini. Mohon maaf pula bila identitas, jenis kelamin tak dapat saya munculkan, sejatinya yang menjadi bahan pelajaran adalah kisahnya, bukan anaknya. Bahan renungan bagi kita, calon orang tua atau mereka yang sudah menjadi orang tua, untuk memperlakukan anaknya, berpikir jauh apabila terjadi pertengkaran “receh” yang memicu perdebatan pasangan, atau keinginan untuk berkhianat yang muncul dari salah satu pasangan, setidaknya harus dipikir matang dan jauh ke depan dengan mempertimbangkan masa depan, psikologis, beban mental yang akan dipikul oleh anak. Namun, apabila nyatanya orang tua memutuskan untuk berpisah (bercerai), sudah tak bisa lagi untuk mencari jalan keluar, se

4 lokasi cetak kain (sublimasi) dan lokasi hits beli kain polyester di Bandung. Cocok untuk pengusaha produk custom

Gambar
Setahun yang lalu, ketika saya baru memulai kembali (setelah beberapa kali gulung tikar bisnis) untuk membangun ide untuk jualan, bingungnya parah buat nyari informasi bahan yang bisa dipake. Bisnis saya untuk membuat produk custom wedding souvenir, bantal dan goodie bag. Semuanya butuh di print (karena custom). Awalnya, dulu hanya bantal. Nah, kamu ataupun saya dulu pasti berpikir kalo print bantal pake cetakan mesin spanduk kecil atau bahkan ekstrimnya ada yang mikir pake printer kertas epson atau HP. (pffttt, langsung kibas jilbab). Ternyata, beda ya teman-teman, untuk mencetak semua jenis kain yang akan dijadikan produk print, kamu harus melalui proses cetak di mesin print sublimasi. Mesinnya segege gaban, gede banget, ada juga sih yang medium, tapi rata-rata yang dipake pada gede. Kain yang dipake juga khusus, gak semua kain bisa dicetak. Saya akan paparkan mengenai jenis kain, lokasi membeli kain dan tempat hasil jajah lokasi print beserta plus dan minusnya Mental y

Refleksi dua bulan setelah pake toga

Gambar
Buatku, menulis adalah refleksi. Ketika kita bisa sama-sama saling mengerti satu sama lain, membuat proyeksi mengenai prinsip pribadi melalui diksi. Dalam baris setiap paragrafnya kini, hanya berisi ucapan syukur dan terimakasih telah melahirkanku dan memberikan kesempatan untukku meraih gelar yang selalu ku panjatkan untuk menjadi kado untuk ibu. Akhirnya anakmu ini telah wisuda. Untaian paragraf ini pun menjadi saksi bahwa tak selamanya hambatan untukmu meraih mimpi berasal dari lingkungan terdekatmu, uang misalnya, hambatan belajar atau lingkungan  yang tidak menyenangkan. Bahkan, bisa saja sebetulnya tersendatnya pendidikan selama ini karena kurangnya dekatnya diri pada sang maha melancarkan kehidupan, ibu dan tuhanmu. Sebelumnya, selama 5,5 tahun kuliah, hampir semester 1-8 aku habiskan bersama teman-teman, rekan kerja bahkan sendirian. Jarang pulang ke rumah, seringnya nginep di kosan teman, di panti atau bahkan di sekre organisasi. Klise alasannya, urusan pekerjaa