Semua Orang Pasti Pernah Begini

Senyumku tersimpul sempurna ketika ku sapu pandangan di pelataran parkir kampus. Kampus yang terlihat bersih dan indah. Sempurna berhenti ketika telah memarkirkan motorku rapi di samping sungai. Lengang, ku lirik tanggal dan jam di mobileku, waktunya benar. Jumat, jam 7 pagi. Jadwal kuliahku yang hanya seminggu sekali sedari mengerjakan skripsi. Ku tengok kiri kanan, bapak parkir pun tak ada, motorku berbaris rapi, sendirian. Tanpa ada teman. Sial, ku menyeringai dalam hati, jangan-jangan …

Ketika SMK kelas 2


Tak ada mbak’e, pedagang baso langgananku, atau tukang cilok dan petugas parkir jalanan. Sebelum ku menyadari semua, ku langkahkan kaki menuju kosan adik tingkatku. Letaknya tak jauh dari kampus, hanya perlu melangkahkan kaki beberapa jengkal untuk mencapainya. Ku buka gerbang coklat kosannya, tanpa ada rasa curiga. Ku tekan belnya, sekali, dua kali tak ada yang menyaut. Coba ku hubungi lewat telepon, sial. Tiba-tiba mobileku tak bisa melakukan panggilan. Entahlah. Tak berhenti hilang akal, aku hubungi via line, sms pula. Tak ada jawaban. Akhirnya urung niatku untuk melanjutkan mencoba masuk. Aku putuskan menuju kosan adik tingkatku yang beda jurusan, coba ku hubungi namun tak menyaut pula. Ini jamku yang salah atau semua orang belum bangun di jam 7 pagi?

Belum habis langkah menuju kampus kembali, tetiba nada dering smsku berbunyi. Ah, adik tingkatku membalas pesan. Pesan yang membuat aku tersenyum sendiri dan sedikit menyesali yang terjadi atas kesekian kalinya. Pesannya singkat, tak banyak basa-basi. Memang, anaknya tak pernah ribet dan selalu jujur. Balasan yang membuatku menghela nafas panjang dan memutuskan untuk berdiam diri di basecamp lama untuk beberapa saat. “teh, maaf. Kampus libur, ini minggu tenang”. Aku pun yang sedang beridiri dipinggir lapang hanya mematung, melenguh dan menghela nafas panjang. lagi!
Yaelah, pantas saja tak ada motor lain yang terparkir di kampus, ternyata ini sedang minggu tenang, berarti minggu depan akan ada UAS. Pantas saja ada petugas kampus yang begitu aneh melihat dandananku yang sudah rapi memasuki kampus. Hampir saja aku keki dibuatnya. Pantas saja tak ada satu pun teman-teman yang aku temui untuk masuk kuliah, rupanya aku terjebak lagi-lagi. Terjebak semangat untuk kuliah di hari libur.

Adik kelasku pulang kampung, begitupun teman-teman yang lain. Akhirnya, aku ditemani banyak nyamuk berdiam diri di basement kampus. Menghabiskan pagi untuk menulis kisah dan menonton tv. Ah, ini kesekian kalinya aku lupa mengecek jadwal dan hari libur. Padahal, dari 14 kali pertemuan, aku baru merasakan 2 kali masuk kuliah. Sedangkan minggu depan UAS, itu artinya, pertemuan terakhir bersama dosen tersebut di semester ini telah berlangsung kemarin, beserta sejarah dan maknanya pun ikut berakhir.

Ya setidaknya aku kembali merasakan pagi yang sepi, sunyi dan tanpa sinyal. Hening untuk membaca buku dan merangkai sejarah. Setidaknya anakku nanti akan mendapatkan cerita seru tentang ibunya yang doyan datang ke kampus di waktu yang salah, pas waktunya beneran kuliah, eh malah gak kuliah.
Goresan dalam petang, 15 mei 8:45
Dedikasi untuk Vita (adik kelas tingkatku yang sering direpotin untuk berdiam diri di kosnya menunggu jam masuk kantor)
Ayu (adik kelas tingkatku) yang sering aku bawa kabur kalo aku libur kerja atau gak ada dosen.

Terimakasih kalian J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 lokasi cetak kain (sublimasi) dan lokasi hits beli kain polyester di Bandung. Cocok untuk pengusaha produk custom

Enam Rekomendasi Wedding Souvenir dengan harga 10-ribuan!

Manusia pertama di bumi dan Kehebatannya