Hari ke 7&8 || Wisata alam dan makanan di Jeonju


Kalo kamu masih suka underestimate orang, masih suka mengeluh dan enggan memperjuangkan mimpi kamu, mungkin kamu butuh jalan-jalan sendiri dan kesasar - GP
Wallpaper Imsil Philabong Village

  1.    Gunung Ji-an Mai

Entah mengapa, selama disini tidak mengalami Homesick, mungkin karena kondisi geografis Jeonju dengan bandung tidak beda jauh. Sepanjang perjalanan yang hijau, masih terasa nuansa pedesaan dan begitu asri. Jadi bikin betah tambah lama disini.

Suka nonton drama korea? Nah, gunung ini pernah dijadikan salah satu lokasi syuting drama korea. Jelas kalo tidak ditanya judul, aku tak akan tahu. Perjalanan menggunakan bus untuk menuju tempat ini kurang lebih 1 jam.

Setibanya dilokasi aku ngerasa dejavu sama lingkungannya. Sedikit mirip tampilan depan gunung tangkuban perahu. Gunung Ji-an Mai, gunung yang memiliki bentuk seperti telinga kuda bila dari kejauhan. Untuk menuju kesana, kita harus berjalan kurang lebih 30 menit menyusuri jalanan yang sedikit menanjak.

Gunung Ji-an Mai

Hal yang membuat menarik perhatian adalah ketika tiba di puncak, kita disuguhi seperti gunung batu kapur dengan bangunan khas diatasnya. Namun, ketika aku dan teman-teman melakukan pendakian keatas, tampak beberapa dupa seperti bekas orang berdoa. Memang konon, masih ada beberapa orang yang datang kesini untuk memanjatkan permohonan.



Menariknya, kunjungan kami ke gunung ini berakhir hingga waktu dzuhur menuju ashar. Pihak kampusku pun mengutarakan untuk mencari tempat kami melangsungkan ibadah. Mereka menyetujui. Ditemukanlah saung kecil di sekitaran daerah wisata ini dan mereka pula yang membelikan kami air mineral untuk berwudhu. Salah satu diantara mereka bahkan membantu untuk mengucurkan air agar memudahkan dalam prosesnya.

2.    Imsil Philbong Village

Tak hanya drama dan tarian yang dimiliki korea selatan. Negara ini pun memiliki alat tradisional yang menarik. Sayangnya aku lupa namanya (maaf). Alat ini dimainkan oleh 15 mahasiswa Indonesia. Kami terbagi dalam 3 kelompok yang memiliki alat music masing-masing. Alat musik ini melambangkan keseimbangan dalam 4 musim yang dimiliki oleh korea selatan. Hal ini terpancar dari ketukan setiap alunan musiknya. Kami pun memaikan alat musiknya hanya duduk dilantai dan mengikuti sesuai irama dari pelatih.



Selain mencoba untuk memainkan alat musik, kami pun diberikan kesempatan untuk mencoba tekhnik celup dari korea selatan. Semua bahan yang digunakan berasal dari alam dan jelas ramah lingkungan. Tekhniknya tidak jauh berbeda dengan penjumputan di Indonesia, namun beberapa tekhnik pola yang diberikan cukup berbeda.



Ketika kami sudah memilih salah satu dari pola yang diberikan, kami diminta untuk mencelupkan kain kedalam dua warna. Setiap celupan harus didiamkan lima menit atau dicelup lebih dari 150kalli, jangan coba-coba curang untuk mengangkat kain sebelum waktunya tiba, pelatih ini punya insting yang tajam untuk soal ini.

Senja di Imsil

Imsil ini merupakan daerah tradisitonal korea selatan, semuanya masih serba asli. Kamu bisa melihat bangunan rumah asli penduduk, belajar alat musik. Celup kain dan bila mau menunggu hingga petang, tempat ini memiliki theater untuk pertunjukan musik. Aku dan teman-teman pun menyempatkan untuk berfoto dan berkeliling.

Kami pun sempat bertemu dengan orang asli Jeonju dan berfoto bersama. Awalnya malu-malu, eh kalo udah di foto bergaya juga. Lucu jadinya.

Eigher emang bikin kita hangat :)

Foto bareng orang lokal




3.    Membuat kipas

Tak hanya wisata alam yang saya kunjungi, di Hanook village, kami pun diajarkan untuk membuat kipas sederhana. Ketika datang, semua bahan sudah disiapkan. Ada kertas yang sudah membentuk pola, bahan dasar kayu kipas dan lem. Kami hanya tinggal menempel sesuai urutan yang diajarkan oleh pelatih. Aku sih melihat bentuknya seperti yin dan yang, ada dua bagian yang saling melengkapi bentuk dan warna.


Membuat kipas di Hanook Village

4.    Bimbimbab
Siapa yang tidak mengenal satu makanan ini, salah satu makanan paling hits di korea yang katanya hampir tak ada satupun orang korea yang tidak menyukai ini. Bagaimana dengan Indonesia? Untuk yang dijual di Indonesia jelas sedikit berbeda dengan asli dari korea, hampir semua serba mentah. Nah ini yang masih kurang pas dengan lidah sebagian besar dari kami, mahasiswa Indonesia yang berkungjung kesini.

Berbagai macam sayuran telah disiapkan, kami diminta untuk mengiris setiap potongan sayur dan digoreng setengah matang. Setelah itu, setiap potongan sayur tadi harus ditata berlawanan diatas nasi yang telah disiapkan. Nah, ini bagian yang membuat kami saling tawar menawar dengan pelatihnya.
Bimbimbab



Telur mentah!

Akhirnya kami meminta untuk telur kami digoreng saja setengah matang, kami tak kuasa memakan sayuran setengah matang ini dengan telur mentah. Setelah disepakati, kami menggorengnya sebentar. Bimbimbab berartii dicampur, dikocok, di mix. Sehingga seluruh makanan ini setelah semuanya jadi harus dicampur menggunakan sendok, dikocok lalu dimakan. Semua orang pasti punya selera, untuk kamu yang suka korea pasti ketagihan.

Masih banyak sekali makanan yang kami coba, aku sampe bingung mengutarakan satu persatu. Ada bulgogi, ini yang paling enak. Tokboki, ciloknya versi korea ini juga enak, pedas dicampur dengan balutan keju diatasnya. Samyanng dan masiih banyak lagi. Kamu harus berkunjung langsung ke korea deh agar mengetahui bagaimana nikmatnya beberapa masakan asli disana. Semoga bisa kesana juga ya J




Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 lokasi cetak kain (sublimasi) dan lokasi hits beli kain polyester di Bandung. Cocok untuk pengusaha produk custom

Enam Rekomendasi Wedding Souvenir dengan harga 10-ribuan!

Manusia pertama di bumi dan Kehebatannya